Cara Menulis Huruf Pegon

بِسْـــمِ اللهِ الرَّحْمٰــــنِ الرَّحِـــيْمِ

Pada kesempatan kali ini, saya akan mencoba menjelaskan Cara Membaca Pegon berdasarkan pengetahuan saya. Mudah-mudahan dengan artikel singkat ini, para pembaca dapat memahami dan menerapkannya. Mohon saran dan kritik sobat sekalian jika masih terdapat kekurangan atau pun kekeliruan di dalamnya.

Pegon (Pego) adalah tulisan dalam huruf Arab dengan bacaan Indonesia, Jawa, Sunda, atau bahasa lain. Pegon biasanya dipakai para santri untuk memaknai sebuah kitab. Di kalangan pesantren, memaknai menggunakan huruf pegon dinilai lebih efektif karena pegon juga ditulis dari kanan ke kiri (right-to-left) hingga bisa ditempatkan tepat di bawah kata yang dimaknai dengan susunan kata yang sudah urut (tidak terbolak balik, seperti halnya jika dimaknai dengan huruf latin).

Huruf Pegon sendiri dapat ditulis dalam dua (2) versi. Yakni:

  1. Dengan Harakat : Untuk para pemula (Santri Ibtida') agar lebih mudah dibaca.
  2. Tanpa Harakat : Untuk santri lanjutan (Santri Tsanawiyah & Aliyah) yang sudah mengerti.

Dalam penerapannya, huruf pegon juga sering digunakan untuk keperluan selain memaknai kitab. Masih anyak buku yang penulisan menggunakan huruf pegon, misalnya: Buku Kumpulan Khutbah Jum'at Jawa yang dirasa lebih cocok untuk para Khatib di kalangan Pesantren atau pun Masyarakat Pedesaan (di daerah tempat tinggal Author terutama).

Pada dasarnya, pengaplikasian huruf pegon itu mudah asalkan sudah bisa membaca huruf Arab karena sebagian besar bunyi-bunyi huruf Arab ada padanannya dalam huruf latin (dalam bahasa Indonesia dan daerah tentunya). Misalnya huruf Ba' (ب) = B, Ta' (ت) = T, dan seterusnya. Sedangkan huruf-huruf yang tidak ada padanan bunyinya, diganti dengan simbol-simbol khusus yang mirip (mendekati).

Berikut daftar huruf yang perlu dipahami:

Huruf Vocal
a = ـَ + اi = ـِ + يْu = ـُ + وْ
e = ـٓé = ـَ + يْo = ـَ + وْ
Huruf Khusus
C = چG = ڮP = ڤ
NG = ڠNY = ۑ
TH = طDH = ڊ
Huruf yang lain menyesuaikan dengan bunyi yang cocok.

PENERAPAN

Misalnya kata "P E N T H O L", dapat ditulis sebagai berikut:

PE = ڤٓ, N = نْ, THO = طَوْ, L = لْ

Tinggal menyambung huruf-hurufnya, sehingga menjadi: ڤٓنْــطَولْ.

JAWA ataukah JOWO ?

Banyak sekali masyarakat Jawa yang salah kaprah dalam penulisan A dan O, terutama di kalangan pemuda. Sering kali terjadi kesalahan penulisan saat menuliskan pesan dalam SMS, status atau pun Chat Media Sosial (Facebook, Whatapp, dll). Saya sendiri juga pernah ditegur keras oleh Atasan saya yang notabene menjadi Sesepuh di daerah setempat dan sekitarnya karena mengirim pesan berbahasa Jawa Halus dengan penulisan yang tidak tepat.

Lantas, bagaimanakah penulisan A / O yang benar dalam bahasa Jawa?

Menurut Guru Bahasa Jawa saya (ketika masih belajar di MTsN Kedunggalar dahulu), jika tembung (kata) itu bersuara "a" saat ditambah akhiran "-ne", maka penulisannya menggunakan huruf "a". Seperti kata JAWA + ne = JAWAne. Bunyi "o" yang dimaksud disini adalah yang pengucapannya seperti pada kata "CONTOH, BORONG" dan sebagainya.

Maka dari itulah, jika kita perhatikan seksama dalam rumus penulisan Aksara Jawa itu ditulis dengan Ha Na Ca Ra Ka dan seterusnya dan bukan Ho No Co Ro Ko. Demikian pula dalam penulisan huruf Pegon. Yang seharusnya ditulis dengan huruf vocal "A", sudah semestinya pula ditulis dengan menggunakan alif (ا), jangan menggunkanan wau (و).

Berikut contoh penulisan dalam sebuah kalimat berbahasa Jawa:

سِيغ سَـڤَا وَوْغيْ تٓمــٓــنْ مَوْغكَا بَاكَالْ تِيْنٓـمـُــوْ
Sing sapa wonge temen, mongka bakal tinemu.

Demikianlah penjelasan singkat tentang Tata Cara Menulis Huruf Pegon. Semoga dapat dipahami dengan baik. Untuk tata cara memaknai (ngesahi) kitab dengan cepat, akan kita bahas di lain kesempatan. اِنْ شَاءَ اللهُ. Jika ada pertanyaan, saran atau pun kritik, silahkan tuliskan di kolom komentar di bawah artikel ini.

وَ اللهُ اَعْلَمُ بِالصَّوَابِ

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Fasholatan - Bab Banyu

Tanwirul Qori - Muqoddimah